LOGAM BERAT Zn DI PERAIRAN
Dosen Penanggung Jawab:
Ir. Dartius, M.S
Oleh :
DINARTA PARDEDE
120302035
MSP/A
MATAKULIAH EKOTOKSIKOLOGI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Air merupakan kebutuhan
pokok dalam kehidupan. Kualitas dan kuantitas air sangat bervariasi tergantung
dari peruntukannya. Standar kualitas air untuk kebutuhan nlanusia dalam ha1 ini
untuk minum, masak, mencuci dan mandi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
standar kualitas air untuk keperluan yang lain. Air untuk kebutuhan manusia
biasanya disebut dengan air minum dan dapat berasal dari air tanah (sumur),
penampungan air hujan (PAH) dan air permukaan yang diolah oleh perusahaan
air minum (PAM). Untuk kota-kota
besar di
Indonesia pada umumnya sumbeer air minum berasal dari air tanah atau air
permukaan yang diolah oleh perusahaan air minum. Pencemaran lingkungan di
kota-kota besar yang berasal dari limbah rumah tangga dan industri yang berupa
limbah padat, cair atau gas dapat menurunkan kualitas sumber air minum. Air
yang sehat bagi kebutuhan manusia adalah air yang tidak terkontaminasi dan
tidak dapat menimbulkan penyakit yang disebarkan melalui air, bebas dari unsur-unsur
yang beracun, dan bebas dari sejurnlah mineral dan zat organik yang berlebihan (Suprijanto dan Agustina, 1988).
Pencemaran logam berat
dalam air harus mendapat perhatian yang serius, karena bila terserap dan
terakumulasi dalam tubuh manusia dapat mengganggu kesehatan dan pada beberapa
kasus menyebabkan kematian. Pencemaran logam berat terhadap lingkungan
merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut
oleh manusia. Toksisitas logam pada manusia menyebabkan beberapa akibat
negatif, tetapi yang terutama adalah timbulnya kerusakan jaringan, terutama
jaringan detoksikasi dan ekskresi (hati dan ginjal). Akumulasi logam berat pada
tubuh manusia akan menimbulkan berbagai dampak yang merugikan bagi kesehatan, diantaranya
kerapuhan tulang, rusaknya kelenjar reproduksi, kerusakan otak, dan keracunan
akut pada sistem saraf pusat (Amriani, 2011).
.Adanya logam berat di
perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan organisme, maupun
efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan
dengan sifat-sifat logam berat yaitu sulit didegradasi, sehingga mudah
terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit
terurai, dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan
membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut Adanya
logam berat seng (Zn) di dalam air yang melampaui batas dapat menyebabkan
gangguan kesehatan terhadap manusia yang mengkonsumsinya, walaupun seng merupakan
logam yang dibutuhkan oleh tubuh namun berbahaya jika melebihi ambang batas dan
dapat menimbulkan rasa kesat pada air dan dapat menimbulkan gejala muntaber
(Sunti., dkk, 2012).
Adanya
logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan
organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Hal
ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yaitu sulit didegradasi, sehingga
mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami
sulit terurai (dihilangkan), dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang
dan ikan, dan akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme
tersebut (Amriani, 2011).
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk
mengetahui sumber-sumber logam berat di perairan khususnya Zn.
2. Untuk
mengetahui organism yang hidup pada perairan yang tercemar logam berat.
3. Untuk
mengetahui kadar normal, sedang dan berat logam Zn di perairan.
Manfaat
Penulisan
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai bahan bacaan dan sumber
informasi bagi pembaca khususnya mahasiswa dan untuk memenuhi tugas dari
matakuliah Ekotoksikologi Perairan.
PEMBAHASAN
Toksikologi
Toksikologi perairan (aquatic toxicology) adalah studi
kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui dampak buruk (adverse effect) atau
efek toksik dari bahan kimia dan bahan-bahan lain sebagai hasil aktifitas manusia
terhadap organisme perairan. Selain itu, toksikologi perair juga menelaah
konsentrasi atau kuantitas bahan kimia yang diperkiraka terdapat dalam
lingkungan perairan, baik dalam badan perairan, sedimen atau makanan. Efek
toksik dapat berupa kematian (lethality) atau sub-lethal seperti perubahan
dalam pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, pathologi, fisologi, biokimiawi
dan tingkah laku. Efek atau dampak toksik dapat dinyatakan dalam beberapa kriteria
yang dapat dikuantifikasi seperti: jumlah organisme yang mati, persentase telur
menetas, perubahan dalam panjang dan berat, persentase hambatan pada kerja
enzim (Tahir, 2012).
Sifat-sifat fisika dan kimia dari ekosistem perairan
dapat secara signifikan mempengaruhi dampak aktifitas biologis dan
skala/besaran dampak toksik dari bahan kimia atau xenobitics lainnya. Tingkat kerentanan
lingkungan perairan terhadap gangguan bahan kimia bergantung pada beberapa
faktor, meliputi : sifat fisika-kimia dari bahan kimia dan produk-produk
transformasinya, konsentrasi bahan kimia yang memasuki ekosistem, durasi dan
jenis input (akut atau kronik,
tumpahan terputus-putus atau
berkesinambungan), kemampuan
ekosistem untuk mempertahankan diri (kapasitas buffering pH, dinamika
pergerakan massa air) dan lokasi ekosistem terhadap tempat pembuangan limbah
kimia. Hal lain yang patut dicatat, bahwa sesuai kodratnya sebagai organisme perairan,
maka sepanjang hidupnya seluruh organisme ini berada dalam air (seluruh atau
sebagian tubuh tenggelam dalam air). Hal ini memiliki konsekuensi logis sebagai
lokasi spesifik organisme perairan yang sekaligus merupakan reservoir atau menjadi
tempat tenggelam atau larutnya beberapa bahan kimia yang memasuki bahan kimia
yang memasuki ekosistem perairan (Husni dan Esmiralda, 2011).
Menurut Tahir (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi
toksisitas, meliputi :
1.
Faktor-faktor yang terkait dengan
pemaparan; bagi suatu bahan kimia metabolit atau produk konversinya, untuk
dapatmenimbulkan respon buruk atau memiliki dampak toksik padaorganisme
perairan maka senyawa/bahan kimia tersebut harusberada dalam posisi kontak dan
bereaksi dengan reseptor yang tepatpada organisme, dengan konsentrasi yang
cukup tinggi dan durasikontak yang cukup lama. Konsentrasi dan waktu pemaparan
yang dibutuhkan untuk dapat menimbulkan dampak atau respon buruk bervariasi
menurut jenis bahan kimia, spesies organisme dan tingkat keparahan dampak yang
ditimbulkan. Dalam pendugaan dampak toksik bahan kimia, faktor-faktor yang
nyata terkait dengan pemaparan adalah: jenis, durasi, frekuensi pemaran dan
konsentrasi bahan kimia. Organisme perairan dapat terpapar pada bahan kimia
yang terdapat dalam air, sedimen dan bahan-bahan makanan. Bahan kimia
hidrofilik (larut dalam air) lebih tinggi tingkat ketersediaannya dibanding
dengan bahan kimia hidrofobik (sulit larut dalam air).
2.
Faktor-faktor yang terkait dengan
organisme: spesies memiliki tingkat kerentanan yang berbeda terhadap bahan
kimia. Perbedaan kerentanan ini diduga disebabkan oleh beberapa hal seperti:
perbedaan aksesibilitas toksikan terhadap organisme dimana beberapa spesies
tertentu memiliki kemampuan untuk secara efektif ngeluarkan bahan
toksik dalam waktu
singkat (contoh: mekanisme
penutupan cangkang dan kemampuan melakukan anaerob pada kerang/bivalvia).
Selain itu, laju dan pola metabolisme dan ekskresi dapat mempengaruhi tingkat
kerentanan disebut. Hal lain yang mempengaruhi tingkat kerentanan organism
terhadap toksikan adalah faktor genetis, bahan makanan, serta kesehatan dan
nutrisi/gizi organisme. Faktor usia atau stadia perkembangan organisme juga
menentukan tingkat kerentanan (vulnerability), yang disebabkan oleh
perkembangan mekanisme.
3.
Faktor-faktor lingkungan eksternal:
toksisitas bahan kimia dap dipengaruhi oleh lingkungan eksternal organisme yang
terkait erat dengan ketersediaan bahan kimia dalam media air seperti DO, pH,
suhu dan bahan padat terlarut.
4.
Faktor-faktor yang terkait dengan bahan
kimia. Ketidak murnian (impurities) suatu bahan kimia dijumpai dari batch-batch
yang dihasilkan oleh produsen yang berbeda. Hal lain yang patut dicatat adalah
perbedaan tingkat kelarutan, tekanan penguapan
dan pH, karena faktor-faktor ini secara jelas mempengaruhi ketersediaan,
persistensi, transfromasi dan bentuk/nasib akhir bahan kimia
Logam Zn di Perairan
Penyebab utama logam berat menjadi bahan pencemar
berbahaya yaitu logam berat tidak dapat dihancurkan (non degradable) oleh
organisme hidup di lingkungan dan terakumulasi ke lingkungan, terutama
mengendap di dasar perairan membentuk senyawa komplek bersama bahan organic dan
anorganik secara adsorbsi dan kombinasi. Biota air yang hidup dalam perairan
tercemar logam berat, dapat mengakumulasi logam berat tersebut dalam jaringan tubuhnya.
Makin tinggi kandungan logam dalam perairan akan semakin tinggi pula kandungan
logam berat yang terakumulasi dalam tubuh hewan tersebut. Faktor lingkungan
perairan seperti pH, kesadahan, temperature dan salinitas juga mempengaruhi
daya racun logam berat. Penurunan pH air akan menyebabkan daya racun logam
berat semakin besar. Kesadahan yang tinggi dapat mempengaruhi daya racun logam
berat, karena logam berat dalam air yang berkesadahan tinggi akan membentuk senyawa
kompleks yang mengendap dalam dasar perairan (Rochyatun dan Abdul, 2007).
Seng merupakan unsur yang berguna dalam tubuh manusia,
binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Karena kegunaannya tersebut maka Zn ditemukan
dalam air, tanaman maupun binatang.
Menurut Permenkes standar dalam air minum maksimum yang diperbolehkan
adalah 15 mg/l. Efek racun Zn pada manusia adalah pada konsentrasi
yang tinggi antara 300-360 ppm, yaitu menyebabkan gangguan fisik seperti diare
yang berat, keram perut dan muntah. Suatu sumber air minum yang mengandung Zn 26,6
mg/l tidak berbahaya bagi manusia, tetapi untuk air minum dengan kadar Zn 30,8
mg/l sudah mual dan mabuk. Dari segi estetika
air yang mengandung ZI. 30 mg/l akan tampak seperti susu dan bila
direbus timbul suatu lapisan seperti minyak pada permukaan airnya (Suprijanto
dan Agustina, 1988).
Salah
satu jenis logam berat hasil pengolahan nikel adalah Zinc atau yang lebih
populer dikenal dengan sebutan seng (Zn). Logam Zn termasuk sebagai mineral mikronutrien,
artinya logam ini dibutuhkan sebagai nutrien yang essensial oleh organisme
dalam jumlah yang relatif sedikit. Kadar Zn yang tinggi dapat bersifat racun,
dan dapat menyebabkan gangguan metabolisme Fe dan Cu, gejala teratoma, seminoma
serta choriopithelioma. Semakin rendah pH maka akan semakin banyak gugus basa
lemah yang terprotonisasi pada permukaan akibatnya terjadi penurunan jumlah
serapan ion logam Zn dikarenakan kemampuan untuk menyerap ion logam Zn semakin
lemah (Saefudin., dkk, 2000).
Sumber
– Sumber Logam Zn
Limbah yang biasa
mengandung logam berat berasal dari pabrik kimia, listrik, dan elekronik, logam
dan penyepuhan elektro (electroplating), kulit, metalurgi dan cat serta bahan
pewarna. Limbah padat permukiman juga mengandung logam berat. Logam berat yang
masuk ke dalam perairan kebanyakan berasal dari kegiatan manusia. Akan tetapi
logam berat di dalam lingkungan tidak dengans endirinya membahayakan kehidupan
makhluk hidup. Logam berat membahayakan apabila masuk ke dalam sistem
metabolisme makhluk dalam jumlah melebihi ambang batas. Ambang batas untuk tiap
macam logam berat dan untuk tiap jeniis makhluk hidup berbeda-beda. Pemasukan
logam berat ke dalam sistem metabolisme manusia dan hewan dapat secara langsung
atau tidak langsung. Pemasukan secara langsung terjadi bersamaan dengan air
yang diminum (Notohadiprawiro, 2010).
Sumber cemaran logam berat Zn dapat berasal
dari berbagai aktivitas manusia yang menghasilkan limbah berupa pencemar.
Bahan-bahan pencemar tersebut diangkut oleh air hujan dan gerakan air dari laut
dan perairan tawar menuju muara sungai yang merupakan tempat bertemunya perairan
laut dan perairan tawar. Logam Zn dalam perairan dipekatkan melalui proses
biologi dan kimia-fisika. Bioakumulasi dan biomagnifikasi merupakan proses
biologi yang mampu mengendapkan logam pada tubuh organisme melalui rantai
makanan. Pada proses kimia fisika, logam berat terlarut dan terendap pada
sedimen dan dapat pula terabsorbi pada zat tersuspensi. Apabila diketahui kadar logam Zn yang telah
melebihi baku mutu, maka perlu dilakukan tindak lanjut dalam mencegah gangguan
yang dapat disebabkan logam Zn (Amriani, 2011).
Logam Seng (Zn) cenderung membentuk ion jika berada dalam
air. Ion Seng (Zn) mudah terserap dalam sedimen dan tanah serta kelarutan logam
berat Seng (Zn) dalam air relatif rendah pada air, logam berat cenderung mengikuti
aliran air dan pengaruh pengenceran ketika ada air masuk, seperti air hujan,
turut mengakibatkan menurunnya konsentrasi logam berat pada air. Konsentrasi
logam berat pada air akan turut mempengaruhi konsentrasi logam berat yang ada pada
sedimen. Kecenderungan peningkatan konsentrasi logam berat di sedimen
diakibatkan oleh tingginya konsentrasi logam berat tersebut di air. Selain itu,
terdapat parameter-parameter lain yang berpengaruh dalam kesetimbangan reaksi di
sistem perairan, seperti pH, konsentrasi logam dan tipe senyawanya, kondisi
reduksi-oksidasi perairan, dan bilangan oksidasi dari logam tersebut (Sunti.,dkk, 2012).
Adanya aktivitas pembuangan limbah
rumah tangga, limbah pertanian yang banyak menggunakan pupuk pestisida, peningkatan
aktivitas di industri serta adanya aktivitas pembuangan limbah domestik lain yang
mengandung logam berat Seng (Zn). Air limbah industri air yang dihasilkan oleh
industri, baik akibat proses pembuatan atau produksi yang dihasilkan industri tersebut
maupun proses lainnya. Limbah non domestik adalah limbah
yang berasal dari pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan,
transportasi, dan sumber-sumber lain (Husni dan Esmiralda, 2011).
Kadar
Logam Zn di Perairan
Seng merupakan unsur yang berguna dalam tubuh manusia,
binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Karena kegunaannya tersebut maka Zn ditemukan
dalam air, tanaman maupun binatang. Kadar Zn yang terdeteksi dalam air PAM
pada penelitian ini berkisar antara 0,0l-4,97 ppm dan dalam air sumur
berkisar antara 0,0l-5,59 ppm. Menurut Permenkes standar dalam air minum maksimum
yang diperbolehkan adalah 15 mg/l. Efek racun Zn pada manusia adalah pada konsentrasi
yang tinggi antara 300—360 ppm, yaitu menyebabkan gangguan fisik seperti diare
yang berat, keram perut dan muntah. Suatu sumber air minum yang mengandung Zn
26,6 mg/l tidak berbahaya bagi manusia, tetapi untuk air minum dengan badar Zn
30,8 mg/l sudah menyebabkan mual dan mabuk. Dari segi estetika air yang mengandung Zn 30 mg/l akan
tampak seperti susu dan bila direbus timbul suatu lapisan seperti minyak pada permukaan
airnya (Suprijanto dan
Agustina, 1988)
Nilai Ambang Batas Zn dalam sedimen untuk kehidupan biota
adalah 271 ppm. Kadar logam berat Zn yang terdapat dalam sedimen yang tidak
terkontaminasi paling rendah adalah sebesar 0.01 ppm. Zn juga bersifat racun
dalam kadar tinggi, namun dalam kadar rendah dibutuhkan oleh organism sebagai
ko-enzim. Zn pada kadar 60 ppm dapat menyebabkan kematian 50 hewan ikan hal ini
berdasarkan percobaan LC50 selama 96 jam (Muhajir., dkk, 2004).
Kandungan
logam Zn paling tinggi dibanding dengan logam lain. Ini disebabkan oleh sifat
logam Zn yang essensial bagi organisme ditambah lagi dengan banyaknya limbah
yang mengandung Zn baik yang berasal dari rumah tangga maupun industri yang
masuk ke perairan. Logam Zn memiliki batasan kadar maksimum lebih tinggi dari
logam Cu dan Pb karena logam berat Zn banyak terdapat di dalam enzim yang
digunakan dlam proses metabolisme dan membantu pertumbuhan (Nurrachmi., dkk,
2011).
Organisme di Perairan
Mengandung Logam Berat Zn
Salah satu biota laut
yang diduga akan terpengaruh langsung akibat penurunan kualitas perairan dan
sedimen di lingkungan pantai adalah hewan jenis kerang-kerangan. Komponen
biotik dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fisik, kimia, dan biologi
suatu perairan, salah satu biota yang dapat digunakan sebagai parameter biologi
dalam menentukan kondisi suatu perairan adalah jenis kerang-kerangan. Kerang
merupakan sumber bahan makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, karena
mengandung protein dan mineral. Kerang hidup di daerah perairan dan bisa
bertahan hidup di tempat berlumpur. Kerang memiliki mobilitas yang rendah,
sehingga dapat mengakumulasi logam berat yang ada di lingkungannya. Oleh sebab
itu, adanya logam berat dalam tubuhnya dipandang dapat mewakili keberadaan
logam berat yang ada dihabitatnya (Amriani, 2011).
Kerang Anodonta woodiana merupakan salah satu
organisme air yang hidup menetap, bersifat filter feeder dan mampu berkembang
biak pada tekanan ekologis yang tinggi sesuai dengan sifatnya, maka dalam
pertumbuhan kerang Anodonta woodiana dapat mengakumulasi logam berat dalam
tubuhnya jika hidup pada perairan yang terkontaminasi logam berat. Tingginya
kandungan logam pada kerang Anodonta
woodiana disebabkan adanya aktivitas pembuangan limbah rumah tangga, limbah
pertanian yang banyak menggunakan pupuk pestisida, eningkatan aktivitas di industri
serta adanya aktivitas pembuangan limbah domestik lain yang mengandung logam
berat Seng (Zn) ke dalam perairan sehingga terakumulasi dalam tubuh kerang
(Sunti.,dkk, 2012).
Jika dibandingkan
kemampuan plankton dalam mengakumulasi logam Pb > logam Zn dalam sedimen. Kondisi
demikian dikarenakan logam Zn masih merupakan logam yang essensial bagi
plankton dalam proses pertumbuhannya sehingga kadar dalam tubuh plankton
tersebut sebagian kecil telah digunakan. Berbeda halnya dengan logam Pb yang
sama sekali tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Kemampuan plankton dalam mengakumulasi logam Zn ini tidak jauh berbeda. Kondisi
ini dikarenakan kecenderungan plankton mengakumulasi logam di perairan. Nilai
faktor biokonsentrasi logm Zn di plankton terhadap sedimen berkisar antara 0,317
– 2,041 dengan rata-rata 1,221 dan standar
deviasi sebesar 0,71.
Faktor biokonsentrasi
menunjukkan bahwa plankton dapat mengakumulasi
sebesar 1,221 kali lipat logam Zn yang terkandung dalam sedimen.Walaupun umur plankton
jauh lebih pendek dibandingkan ikan,
tetapi kemampuan mengakumulasi
logam berat dalam air jauh lebih tinggi (Wahyuni., dkk, 2013).
Kandungan
Zn terdeteksi pada ikan teri dengan nilai yang masih di bawah batas maksimum
konsentrasi logam Zn yang diperbolehkan dalam otot biota laut sebesar 100 mg/kg
berat kering. Sama halnya pada kerang darah, kandungan logam Zn terdeteksi
dengan nilai ini masih jauh dari batas cemaran yang di bolehkan dalam baku mutu
yang ditetapkan. Hal ini terjadi dikarenakan konsentrasi logam Zn dalam air dapat mengendap
ke dasar perairan (sedimen),
sehingga kandungan logam di sedimen terlarut di air yang menyebabkan kandungan
logam di air tinggi (Hasti, 2013).
BAHAN BACAAN
Amriani.
2011. Bioakumulasi Logam Berat
Timbal (Pb) Dan Seng (Zn) Pada Kerang Darah (Anadara granosa) Dan Kerang Bakau (Polymesoda bengalensis) Di Perairan Teluk Kendari. Universitas Diponegoro. Semarang.
Hasti, W.
2013. Kandungan Logam Berat pada
Air, Sedimen dan Plankton di Daerah Penambangan Masyarakat Desa Batu Belubang
Kabupaten Bangka Tengah. ISBN
978-602-17001-1-2. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Husni, H dan Esmiralda. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri Tahu
Terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio Lin).
Universitas Andalas. Padang.
Muhajir.,
Edward dan Fasmi, A. 2004.
Akumulasi Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn Dan Cr Dalam Sedimen Di Muara Sungai
Cisadane Ciliwung Dan Citarum Teluk Jakarta.
Jurnal Sorihi. ISSN
169-1483. Pusat Oseanografi LIPI. Jakarta.
Notohadiprawiro, T.
2010. Logam Berat Dalam Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surabaya.
Nurrachmi, I. Bintal, A dan M, Nudi Habibi.
2011. Bioakumulasi Logam Cd, Cu, Pb Dan
Zn Pada Beberapa Bagian Tubuh ikan Gulama (Sciaena
Russell) Dari Perairan Dumai.
Universitas Riau. Pekanbaru.
Rochyatun, E dan Abdul, R. 2007. Pemantauan Kadar Logam Berat Dalam
Sedimen Di Perairan Teluk Jakarta.
Jurnal Makara Sains Vol:11 (1).
Pusat penelitian Oseanografi.
Jakarta.
Saefudin., Trisna, P dan
Kusnadi. 2000. Pengaruh pH dan Waktu Kontak Terhadap
Biosorpsi Logam Zn Oleh Biomassa Aspergillus niger van Tieghem Pada Larutan
Limbah Pertambangan Nikel. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Sunti, I., Anwar, D dan Syamsuar, M. 2012. Studi Kandungan Logam Berat Seng (Zn) Dalam
Air Dan Kerang Baja-Baja(Anodonta
woodiana) Di Sungai Pangkajene Kabupaten Pangkep. Universitas Hasanuddin. Semarang.
Suprijanto, I dan Agustina, L. 1988. Kandungan
Logam Berat Dalam Sumber Air Minum Di Dki Jakarta. Vol 16 (2). Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan Badan Litbang Kesehatan. Jakarta.
Tahir, I. 2012.
Prinsip Umum Toksikologi Perairan. Universitas Brawijaya. Malang.
Wahyuni, H., Setia, B dan Dwi, P. 2013. Konsentrasi
Logam Berat Di Perairan, Sedimen Dan Biota Dengan Faktor Biokonsentrasinya Di
Perairan Batu Belubang, Kab. Bangka Tengah.
Universitas Diponegoro. Semarang
ituDewa Poker Domino QQ | Ceme Judi Domino QQ | Agen Domino QQ | Domino QQ Online | Agen Poker | Judi Poker | Poker Online | Agen OMAHA | Agen Super Ten | BlackJack
BalasHapusPROMO SPESIAL GEBYAR BULANAN ITUDEWA. KUMPULKAN TURNOVER SEBANYAK-BANYAKNYA DAN DAPATKAN HADIAH YANG FANTASTIS DARI ITUDEWA.
MAINKAN DAN MENANGKAN HADIAH TOTAL RATUSAN JUTA, TANPA DI UNDI SETIAP BULANNYA!
? DAIHATSU ALYA 1.0 D MANUAL ( Senilai Rp.100.000.000,- )
? New Yamaha Vixion 150 ( Senilai Rp.25.340.000,- )
? Emas Antam 10 Gram ( Senilai Rp.10.160.000,- )
? Free Chips 1.500.000
? Free Chips 1.000.000
? Free Chips 250.000
SYARAT DAN KETENTUAN : KLIK DISINI
DAFTARKAN DIRI ANDA SEGERA : DAFTAR ITUDEWA
1 ID untuk 7 Game Permainan yang disediakan oleh Situs ituDewa
=> Bonus Cashback 0.3%
=> Bonus Refferal 20% (dibagikan setiap Minggunya seumur hidup)
=> Bonus UPLINE REFERRAL UP TO 100.000!
=> Bonus New Member 10%
=> Customer Service 24 Jam Nonstop
=> Support 7 Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Cimb Niaga, Permata Bank)
• Deposit Via Pulsa, OVO & GOPAY
• Pusat Bantuan ituDewa
Facebook : ituDewa Club
Line: ituDewa
WeChat : OfficialituDewa
Telp / WA : +85561809401
Livechat : ituDewa Livechat